Archive for Oktober 2014
PEMBENTUKAN LEBIH LANJUT
* Pembentukan kata turunan melalui proses morfologi bahasa indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasarnya. Proses pembentukan itu ada 3 macam yaitu :
* Pembentukan kata turunan melalui proses morfologi bahasa indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasarnya. Proses pembentukan itu ada 3 macam yaitu :
- Pengimbuhan
- Pengulangan
- Pemajemukan
* Pembentukan lebih lanjut sebenarnya dimulai dari peng-an dan ke-an dengan unsur serapan sebagai kata dasarnya. Mengingat bahwa unsur-unsur serapan itu ada yang diawali dengan gugus konsonan. Contoh kata-kata yang di awali dengan Konsonan hambatan tak bersuara /p/,/t/,/k/, dan geseran apiko-alveolar /s/ jika mendapat awalan meng- atau peng-. Contohnya :
- Caci = Mencaci dan Pencaci
- Gila = Menggila dan Penggila
- Tinggal = Meninggal dan Peninggal
- Lihat = Melihat dan Pelihat
- Lawan = Pelawan dan Melawan
* Kata-Kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan bilabial tak bersuara /p/. Contohnya :
- parkir
- pikir
- praktek
jika mendapat awalan meng- dan peng- atau peng-an kata-kata tersebut menjadi
- memarkir,Pemakiran
- Memikir,Pemikir
- Mempraktek,Pempraktek
jadi kata-kata serapan tersebut di pakai sama dengan kata-kata dalam bahasa indonesia yang lain.
* Kata-Kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan apiko dengtal tak besuara /t/ Contoh :
- Praktis
- Terima
- Tumbuh
Dan apabila diebntuk dengan awalan Meng- menjadi :
- Mepraktis,Pengpraktisan
- Menerima,Penerimaan
- Menumbuh,Penumbuhan
Agar dapat dibentuk sesuai dengan kaidah morfofonemik yang berlaku, kata asing yang kemudian menjadi kata dasar yang sering kita jumpai. Kata yang belum dikenal atau disebut kata asing apabila mengalami proses morfofonemik Menyebabkan seseorang sulit mengenal kata dasar. Bukan saja konsonan awalnya tidak mengalami peluluhan, melainkan juga diberi tanda hubung untuk mempertegas batas antara kata dasar dengan unsur pembentuknya.
* konsonan geseran Labio-dental tak bersuara /f/ dulu disesuaikan dengan system fonologi bahasa indonesia menjadi /p/. Sedangkan apabila /f/ mendapat sengauan yang homorgan yaitu /m/ Contoh :
- Pilih = Memilih dan Pemilih
- Pinang = Meminang dan Peminang
- Bantu = Membantu dan Pembantu
* Konsonan hambatan dorso-velar tak bersuara /k/ Contoh :
- Kalah = Mengalah,Pengalahan
- Kasar = Mengkasar,Pengkasar
- Kering = Mengering,Pengering
* kata-kata serapan yang diawali dengan fonem geseran apiko-dental tak bersuara /s/ ada yang mengalami peluluhan dan ada juga yang tidak. Contoh :
- Serang = Menyerang,Penyerang
- Selesai = Menyelesai,Penyelesai
- Segar = Menyegar,Penyegar
* Kata dasar serapan yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ seperti :
- Praktis = Pempraktis
- Program = Pemprogram
- Praga = Pempraga
* Kata-kata serapan yang diawali dengan gugus konsonan /tr/, /st/, /sk/, /sp/, /pl/, /kl/,konsonan ini awalnya tidak mengalami peleburan baik pembentukan awalanya meng-,peng-maupun peng-an.
- Transfer = Mentrasfer,Petransfer
- Stabi = Menstabil,Penstabil
- Sponsor = Mensponsor
Kata-kata serapan yang diawali olleh gugus konsonan yang terjadi atas tiga fonem dan fonem yang pertama berupa hambatan atau gesekan tak bersuara. Kata-kata serapan itu tentu juga dapat mengalami proses pengulangan seperti :
- buku-buku
- hari-hari
- bulan-bulan
- tahun-tahun
- hati-hati
Pembentukan Kata
UCAPAN dan EJAAN
Ucapan
Ucapan yang sering kita gunakan di kehidupan sehari hari adalah bahasa pengantar dari kita ke orang lain yang memiliki sebuah maksud dan tujuan. bahasa pengantar kita adalah bahasa indonesia tetapi bahasa indonesia adalah bahasa penuntun atau bahasa kedua. Kita sering dapat menentukan daerah asal seseorang dengan menggunakan bahasa yang digunakannya.
EJAAN
1. pengantar
Tanpa ejaan orang tidak akan mungkin menyusun kata secara baik sampai dengan sekarang. Ejaan sangat penting di kehidupan berbahasa.
2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan Huruf Kapital digunakan pada saat awal kalimat, pada nama, kalimat bersifat tegas, kalimat bersifat marah, huruf pertama yang berhubungan dengan tuhan dan kitab suci,dan memulai sebuah kata setelah titik. Contoh :
Pada bilangan ada yang ditulis dengan huruf dan ada pula yang ditulis dengan angka. Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, nomor gang, nomor telepon, harus di isi dengan menggunakan angka. Bilangan yang menunjukan jumlah dari salah satu sampai sembilan ditulis dengan menggunakan huruf, jumlah seperti "delapan ratus lima puluh ribu rupiah" kecuali di tabel dan grafik. Kemudian seperti uang, luas tanah, lebar tanah, berat benda, jarak, selalu di tulis dengan menggunakan angka. Bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf, dengan angka, dan huruf dan angka. Seperti abad ke -10 abad X.
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dan setara. Contoh :
Ucapan
Ucapan yang sering kita gunakan di kehidupan sehari hari adalah bahasa pengantar dari kita ke orang lain yang memiliki sebuah maksud dan tujuan. bahasa pengantar kita adalah bahasa indonesia tetapi bahasa indonesia adalah bahasa penuntun atau bahasa kedua. Kita sering dapat menentukan daerah asal seseorang dengan menggunakan bahasa yang digunakannya.
EJAAN
1. pengantar
Tanpa ejaan orang tidak akan mungkin menyusun kata secara baik sampai dengan sekarang. Ejaan sangat penting di kehidupan berbahasa.
2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan Huruf Kapital digunakan pada saat awal kalimat, pada nama, kalimat bersifat tegas, kalimat bersifat marah, huruf pertama yang berhubungan dengan tuhan dan kitab suci,dan memulai sebuah kata setelah titik. Contoh :
- Semoga Dia tidak melupakan hamba-Nya
- Lintang berkata, "Lihat Bu, saya mendapat nilai tertinggi di sekolah".
- Bacalah Al-qur'an
Berkaitan dengan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan. Semuanya di tulis dengan huruf kapital. Contoh :
- Nabi Ibrahim
- Nabi Muhammad SAW
- Raden Ajeng Kartini
Kalau terpisah dari nama diri, dalam pengertian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil. Contoh :
- Dia baru saja diangkat menjadi gubernur
- Tahun depan dia akan pergi untuk berangkat haji
Nama jabatan juga di tulis di awal kalimat dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri. Contoh
- Gubernur Riau
- Sekretaris Jendral Pendidikan
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Nama diri atau nama lembaga yang teridiri dari beberapa kata, kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital kecuali berupa kata tegas. Contoh :
- Ridho Amdeni
- Muhammad Ali
- Fakultas Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Kemudian kata-kata yang digunakan dalam pengertian khusus harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital, sedangkan kata-kata dalam pengertian umum ditulis dengan menggunakan huruf kecil. Contoh :
- Suatu negara dikepalai oleh seorang presiden
- Suatu desa dikeplai oleh seorang kepala desa
b. Huruf Tebal dan Huruf Miring
Huruf Tebal dan Huruf Miring digunakan pada nama lembaga,judul buku atau karangan yang diawali dengan huruf kapital kecuali huruf yang berupa tegas. Apabila ditulis dengan kata-kata yang merupakan judul buku ini harus menggunakan garis bawah. Contoh :
- Mendalami Pelajaran Bahasa Indonesia
- Belajar Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
Pada judul naskah,skripsi,tesis harus menggunakan tanda petik ("____"). Contoh :
- "Senang Belajar Berbahasa Indonesia"
- "EYD yang Benar Dalam Berbahasa Indonesia"
dan kalau sudah tercetak ditulis dengan huruf miring
- "Senang Belajar Berbahasa Indonesia"
- "EYD yang Benar Dalam Berbahasa Indonesia"
Huruf miring juga digunakan untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum di sesuaikan ejaanya. Contoh :
- Negara itu telah mengalami empat kali kudeta
- Rakyat tersebut di paksa untuk kerja rodi
Huruf Miring digunakan untuk judul buku dan majalah
3. Penulisan Partikel dan Awalan
Dalam penulisan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan perlu diperhatikan penulisan partikel. Ada kata yang harus di tulis serangkai seperti :
- adi- misalnya pada adidaya, adikuasa, adimarga.
- awa- misalnya pada awaair,awabau,awawarna,awasuara.
- de- misalnya pada dehidrasi,deodorant,devoice.
- antar- misalnya pada antarmuka,antardaerah,antarwilayah,antarbangsa
- pra- misalnya pada prasejarah,prasast.
- pasca- misalnya pada pascasarjana,pascapanen.
- pramu- misalnya pada pramuwisata,pramuria.
- purna- misalnya pada purnawaktu,purnawirawan
- tuna- misalnya pada tunawisma,tunakarya,tunasusila,tunarungu.
4. Penulisan Bilangan
Pada bilangan ada yang ditulis dengan huruf dan ada pula yang ditulis dengan angka. Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, nomor gang, nomor telepon, harus di isi dengan menggunakan angka. Bilangan yang menunjukan jumlah dari salah satu sampai sembilan ditulis dengan menggunakan huruf, jumlah seperti "delapan ratus lima puluh ribu rupiah" kecuali di tabel dan grafik. Kemudian seperti uang, luas tanah, lebar tanah, berat benda, jarak, selalu di tulis dengan menggunakan angka. Bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf, dengan angka, dan huruf dan angka. Seperti abad ke -10 abad X.
5. Tanda Baca
Ada beberapa macam tanda baca seperti titik (.), koma(,), titik koma (;), titik dua (:), dan tanda petik ("..")
- Tanda Titik(.)
Tanda titik dipakai untuk menandai berakhirnya sebuah kalimat. kemudian tanda titik juga dipergunakan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab. Contoh :
- Ibu memasak ikan di dapur dengan menggunakan wajan,
- Asep bermain bola kaki di lapangan.
yang perlu diperhatikan adalah kapan seharusnya titik tidak digunakan. Seperti SMA,SMP,ABRI tidak menggunakan titik. Alamat surat baik pengirim ataupun alamat yang dituju juga tidak menggunakan titik karena alamat tersebut tidak merupakan sebuah kalimat
2. Tanda Koma(,)
Tanda koma digunakan untuk menandai adanya jeda di dalam suatu kalimat. Contoh :
- Ibu ke pasar membeli cabe, bawang putih, bawang merah, jahe, timun, dan tomat di pasar.
- Saya membeli ikan, gurita, cumi, ayam, dan daging sapi, ketika dipasar.
Tanda koma juga memisahkan dua kalimat yang setara yang dihubungkan dengan tetapi,atau,melainkan. Contoh :
- Orang itu miskin, tetapi ibadahnya tidak pernah tinggal.
- saya mengikuti kegiatan UKM kampus, tetapi saya tidak aktif.
Tanda koma digunakan untuk membatasi kata-kata dalam kalimat petikaian langsung. Contoh :
- "Saya marah sekali", kata Asep "Karena dia telah mempermainkan saya".
- Andi berkata, "Ayoo cepat kesini".
Tanda koma juga dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, dan di antara nama tempat dan wilayah suatu negara yang ditulis secara beruntun. Contoh :
- Ridho Amdeni jalan Radio Dalam nomor 29, jakarta selatan
3. Tanda Titik Koma (;).
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dan setara. Contoh :
- hari sudah malam; si Andi belum juga pulang ke rumah
Tanda titik koma digunaka untuk membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma. Contoh :
- Andi membeli sepatu, baju, celana dan Kaos kaki; sedangkan Budi membeli gelang, kalung, cincin dan minyak harum.
4. Tanda Titik Dua (:).
Tanda Titik Dua juga digunakan pada kata-kata misalnya, contohnya, sebagai berikut yang diikuti perincian. Contoh :
- Ketua : Ridho amdeni
- Sekretaris : Jessica Veranda Tanumihardja
- Bendahara : Milenia Christiani Glory Gunawan
Tanda Titik Dua dipakai akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian. Contoh :
- Ridho membeli : baju, sepatu, sendal, dan ikat pinggang.
5. Tanda Petik ("___").
Biasanya tanda petik di cetak dengan menggunakan huruf miring. Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring. Melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik tetap digunakan. Contoh :
- ibu berteriak memanggil adik,"arif jangan lupa pulang untuk makan"
- Tolong berpikirlah dengan "positive thinking"
6. Tanda Hubung (-).
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang seperti kapan-kapan, buah-buahan, sayap-sayapan DLL. Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan tanggal, bulan, tahun. Contoh :
- Pekanbaru,26 juni 1995
Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan awalan atau akhiran di dalam bahasa indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar asing. Contoh :
- Di-Pukilin, Pe-Langgar-an, Pen-Cabut-an.
6. Tanda-Tanda Baca yang Lain
Tanda tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipsis (...), tanda tanya(?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/), dan tanda penyikat /apostrof (').
- tanda tanya = Siapa nama Ayah mu ?
- tanda seru = Jangan kau lakukan hal itu !
- tanda pisah = Tanggal 19-Agustus 1993
- tanda elipsis = Aku ... aku tak tau
- tanda kurung = Anak yang menang bermain game online itu dari (kota) pekanbaru.
- tanda kurung siku = Penjelasan tersebut sudah sangat jelas[lihat di halaman 100-120] tidak perlu di koreksi.
- tanda garis miring = Jl.Radio Dalam 7/29
- tanda penyikat atau aposotrof = juni'95