Archive for November 2014
A.Pengantar
Untuk membetulkan sesuatu, kita harus tahu terlebih dahulu dimana letak kesalahan tersebut.Suatu pembetulan terkadang bisa menyebabkan suatu kalimat tersebut bertambah salah. Pada garis besarnya kesalahan itu dapat dibedakan menjadi kesalahan ejaan (termasuk di dalamnya kesalahan tanda baca) dan kesalahan tata bahasa.
Kita harus tahu dimana kalimat yang salah dan dimana kalimat yang tidak efektif. Suatu kalimat yang salah bisa saja membuat kalimat tersebut kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata yang tidak salah, tetaoi kurang efektif. Bentuk yang kurang efektif itulah yang harus kita ubah menjadi kalimat yang benar dan efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca, menghayati masing-masing tuturan itu, sehingga pembaca memahami kalimat tersebut. Kriteria lain adalah kelaziman, pemakaian kata, susunan frasa, dan kalimat tertentu yang di pandang lazim dalam bahasa tertentu.
B. Kesalahan Kalimat
Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Kesalahan Internal : Kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat.
2. Kesalahan Eksternal : Kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dari luar kalimat.
Contoh kesalalhan Internal :
pada kalimat nomor (2) jika di tanya dengan kalimat Apa yang menyuburkan tanaman ?, maka jawabannya tidak dapat di cari dari kalimat itu. Sehingga kalimatnya adalah : Pupuk organik dapat menyuburkan tanaman dan membuat tanaman menjadi sehat.
berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa kelogisan kalimat akan terlihat pada kejelasan fungsional antar unsur kalimat. Kejelasan kalimat akan terlihat jika Subjek, Prediket, dan objek, pelengkap, dan keterangan terdapat di salam suatu kalimat. Ketidakjelasan suatu kalimat dapat membuat kalimat susah di pahami dan menjadi berbelit-belit. Disamping kesalahan logika, kesalahan kalimat dapat terjadi ketidaklengkapan kalimat yang tidak lengkap itu hanya mengandung sebagian saja unsur-unsur yang seharusnya ada. Contoh :
C.Membetulkan Kesalahan Kalimat
1.Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun kalimat seringkali terdapat kata depan atau preposisi, lalu verbnya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik dengan atau menggunakan akhiran kan. menyebabkan kalimat salah seperti :
Kesalahan yang telah dibicarakan dapat dikatakan sebagai kesalahan pekaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek. Contoh :
kesalahan pemakain kata depan detemui pada fraksi frasa: termilik + pemilik.
4.Kalimat yang 'Pelaku' dan verbaanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verbanya dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu 'pelaku' dan verba yang menuntut hadirnya satu pelaku lagi. Kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang penggunaan verbanya dua 'Pelaku'. Contoh :
Konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + berpronomina + verb dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronomina dengan verba atau dalam pola. contoh :
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata enghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frasa depan. Kata penghubung umumnya terdapat dalam kalimat majemuk baik yang setara maupun yang bertingkat.
Kesalahan pekaian kata pada umumnya terjadi pada pemakain kata depan di, pada, dan dalam. Cotnoh :
D.Efektivitas Kalimat
1.Kurang Padunnya Kesatuan Gagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki sebuah gagasan, Satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap.
Kurang Ekonomis Pemakaian Kata
Ekonomis dalam bahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Penghematan ini berkaitan dengan masalah kesamaan penuturan. Agar penuturan menjadi seksama, Kata-kata hendaknya benar dengan gagasan yang ingin diungkapankan. Contoh :
Untuk membetulkan sesuatu, kita harus tahu terlebih dahulu dimana letak kesalahan tersebut.Suatu pembetulan terkadang bisa menyebabkan suatu kalimat tersebut bertambah salah. Pada garis besarnya kesalahan itu dapat dibedakan menjadi kesalahan ejaan (termasuk di dalamnya kesalahan tanda baca) dan kesalahan tata bahasa.
Kita harus tahu dimana kalimat yang salah dan dimana kalimat yang tidak efektif. Suatu kalimat yang salah bisa saja membuat kalimat tersebut kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata yang tidak salah, tetaoi kurang efektif. Bentuk yang kurang efektif itulah yang harus kita ubah menjadi kalimat yang benar dan efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca, menghayati masing-masing tuturan itu, sehingga pembaca memahami kalimat tersebut. Kriteria lain adalah kelaziman, pemakaian kata, susunan frasa, dan kalimat tertentu yang di pandang lazim dalam bahasa tertentu.
B. Kesalahan Kalimat
Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Kesalahan Internal : Kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat.
2. Kesalahan Eksternal : Kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dari luar kalimat.
Contoh kesalalhan Internal :
- Menurut Pakar Teknologi Informatika (dalam rapat kementrian, 2014) menyatakan bahwa internet di indonesia harus di gunakan secara benar dan tepat.
- Dengan Pemakaian pupuk organik dapat menyuburkan tanaman dan membuat tanaman menjadi sehat.
pada kalimat nomor (2) jika di tanya dengan kalimat Apa yang menyuburkan tanaman ?, maka jawabannya tidak dapat di cari dari kalimat itu. Sehingga kalimatnya adalah : Pupuk organik dapat menyuburkan tanaman dan membuat tanaman menjadi sehat.
berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa kelogisan kalimat akan terlihat pada kejelasan fungsional antar unsur kalimat. Kejelasan kalimat akan terlihat jika Subjek, Prediket, dan objek, pelengkap, dan keterangan terdapat di salam suatu kalimat. Ketidakjelasan suatu kalimat dapat membuat kalimat susah di pahami dan menjadi berbelit-belit. Disamping kesalahan logika, kesalahan kalimat dapat terjadi ketidaklengkapan kalimat yang tidak lengkap itu hanya mengandung sebagian saja unsur-unsur yang seharusnya ada. Contoh :
- Situasi pasar ikan mengalami sepi pembeli. Sehingga para pedagang ikan mulai berusaha di bidang lain.
C.Membetulkan Kesalahan Kalimat
1.Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun kalimat seringkali terdapat kata depan atau preposisi, lalu verbnya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik dengan atau menggunakan akhiran kan. menyebabkan kalimat salah seperti :
- Bagi yang merasa kehilangan dompet harap mengambilnya di costumer service.
- Untuk perbaikan prasarana kampus tersebut memerlukan banyak dana.
- Yang merasa kehilangan sebuah dompet harap mengambilnya di bagian costumer service
- Perbaikan prasarana kampus harus memerlukan banyak dana.
Kesalahan yang telah dibicarakan dapat dikatakan sebagai kesalahan pekaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek. Contoh :
- Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenal soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
- Dalam setiap kesembatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waktu itu.
- Bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara tentang, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan, serupa dengan.
kesalahan pemakain kata depan detemui pada fraksi frasa: termilik + pemilik.
- Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan semua warga di indonesia.
- wifi di kampus-kampus harus ditambah.
4.Kalimat yang 'Pelaku' dan verbaanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verbanya dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu 'pelaku' dan verba yang menuntut hadirnya satu pelaku lagi. Kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang penggunaan verbanya dua 'Pelaku'. Contoh :
- Dalam sebuah rapat dia bersaut sautan dengan gencarnya
- Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai berjam-jam.
- Dalam sebuah rapat dia bersaut sautan dengan tomi.
- Dalam seminar itu, dia mendiskusikan perbuahan sosial masyarakat pedesaan dengan para pakar
Konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + berpronomina + verb dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronomina dengan verba atau dalam pola. contoh :
- Saya sudah katakan tidak...
- Kita sedang usahakan...
- Sudah saya katakan tidak...
- Sedang kita usahakan
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata enghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frasa depan. Kata penghubung umumnya terdapat dalam kalimat majemuk baik yang setara maupun yang bertingkat.
Kesalahan pekaian kata pada umumnya terjadi pada pemakain kata depan di, pada, dan dalam. Cotnoh :
- Di saat istirahat guru mendatangi para muritnya
- Benih itu ditaburkan pada kolam yang baru
D.Efektivitas Kalimat
1.Kurang Padunnya Kesatuan Gagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki sebuah gagasan, Satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap.
- Setelah lulus S1 di universitas gunadarma, Veranda bercita-cita melanjutkan studinya di japan Fakultas Bahasa Jepang. Fakultas Bahasa Jepang didirikan pada tahun 1995 dan telah mendapat akreditas A. Dosen,assiten, dan karyawan mempunyai dedikasi yang cukup tinggi.
Kurang Ekonomis Pemakaian Kata
Ekonomis dalam bahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Penghematan ini berkaitan dengan masalah kesamaan penuturan. Agar penuturan menjadi seksama, Kata-kata hendaknya benar dengan gagasan yang ingin diungkapankan. Contoh :
- Stress bukan hanya hanya dirasakan oleh orang yang bekerja saja tetapi orang yang tidak bekerja juga.
- Stress dirasakan oleh orang yang berja dan orang yang tidak bekerja