Posted by : Ridho_Amdeni
Jumat, 20 Desember 2013
PERTENTANGAN SOSIAL
Pertentangan Sosial adalah suatu ilmu sosial yang menyimpang yang terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan pertengkaran dan perpecahan. contoh pertentangan sosial yang sering di jumpai adalah Tauran,Pertentangan agama,termasuk juga KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga ). pertentangan ini terjadi di karenakan ke egoisan seseorang yang tidak mau mengalah atau kalah dari siapapun.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent). Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihakpihak yang bertentangan.
Konflik dalam pengertian yang luas dapat dikatakan sebagai segala bentuk hubungan antar manusia yang bersifat berlawanan (antagonistik) (Indrawijaya, 1986). Konflik adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda. Konflik juga merupakan suatu interaksi yang antagonis mencakup tingkah laku lahiriah yang tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka
konflik adalah suatu pertentangan dalam bentuk-bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung satu sama lain yang sama-sama merasakan tujuan yang saling tidak cocok, kelangkaan sumber daya dan hambatan yang didapat dari pihak lain dalam mencapai tujuannya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERTENTANGAN SOSIAL
1. Perbedaan Antar perorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain. selalu memiliki perbedaan pendapat.
Perbedaan inilah yang menjadi pernyebab pertentangan sosial.sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama.
Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya pertentangan sosial.
3. Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam Masyarakat
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan membuat keguncangan proses-prosessosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.
Sebenarnya perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi, namun jika terjadinya secara cepat akan menyebabkan gejolak sosial, karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
PENYELESAIAN KONFLIK
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak
mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal
dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan
cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada
usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik
perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi
kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah
pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach)
yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
BENTUK PERTENTANGAN SOSIAL
Conflict style ini memiliki kaitan dengan kepribadian. Maka orang yang berbeda akan menggunakan conflict style yang berbeda pada saat mengalami konflik dengan orang lain. konflik timbul dalam berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri seseorang individu, antar individu, kelompok, organisasi maupun antar negara. Ada banyak kemungkinan menghadapi konflik yang dikenal dengan istilah manajemen konflik. Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam ragamnya, bentuknya, dan jenisnya.
#1 Konflik tujuan
Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
#2 Konflik peranan
Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.
#3 Konflik nilai
Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
#4 Konflik kebijakan
Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh satu pihak dan kebijakan lainnya.
MENURUT PARA AHLI TENTANG PERTENTANGAN SOSIAL
*Pengertian Konflik Sosial Menurut Robbins
Konflik dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu
pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan
segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak
pertama. Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik
bilamana salah satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut.
*Pengertian Konflik Sosial Menurut Fisher
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya
akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bisa
terjadi karena hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok)
yang memiliki atau merasa memiliki tujuan-tujuan yang tidak sejalan.
*Pengertian Konflik Sosial Menurut White & Bednar
konflik sosial adalah suatu interaksi antara orang-orang
atau kelompok yang saling bergantung merasakan adanya tujuan yang saling
bertentangan dan saling mengganggu satu sama lain dalam mencapai tujuan itu.
*Pengertian Konflik Sosial Menurut Cassel Concise dalam
Lacey
mengemukakan bahwa konflik sebagai “a fight, a
collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinion or purposes;
mental strife, agony”. Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa konflik
adalah suatu pertarungan, suatu benturan; suatu pergulatan; pertentangan
kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan; pergulatan mental, penderitaan
batin.
*Pengertian Konflik Sosial Menurut Wexley &Yukl
Konflik juga merupakan perselisihan atau perjuangan di
antara dua pihak (two parties)yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan
secara terbuka dan atau mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang
menjadi lawannya.
*Pengertian Konflik Sosial Menurut Clinton
Konflik adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis,
berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tak bisa dipertemukan, sikap-sikap
emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda. Konflik
juga merupakan suatu interaksi yang antagonis mencakup tingkah laku lahiriah
yang tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi,
tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka.
Contoh pertentangan sosial yang banyak kita temui adalah
Tauran, tauran di sebabkan karena hal sepele yaitu karena saling mengejek satu
sama lain,saling ingin unjuk kekuatan,rasa kesetikawanan yang
berlebihan,memiliki sifat premanisme dan ingin menguasai DLL.Ketegangan antar
kelompok atau golongan juga merupakan penyebab terjadinya pertikaian.
Lihatlah konflik-konflik yang mengusung unsur SARA seperti di
Sampit, Ambon, Poso dan perang suku di Papua.Kadang sesuatu yang sifatnya
sederhana bisa menjadi sumber konflik bagi kelompok manusia.
sumber konflik
sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat ditegaskan bahwa sumber
konflik dapat berasal dari dalam dan luar diri individu. Dari dalam diri
individu misalnya adanya perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan serta perasaan yang
terlalu sensitif. Dari luar diri individu misalnya adanya tekanan dari
lingkungan, persaingan, serta langkanya sumber daya yang ada.
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut.
1) meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
(in-group) yang mengalami konflik dengan kelompok lain
2) keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai
3) perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya
rasa dendam, benci, saling curiga dan lain-lain
4) kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia
5) dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat
dalam konflik.
Penyelesaian dalam permasalahan sosial ini adalah
koesistensi damai, yaitu mengendalikan konflik dengan cara
tidak saling mengganggu dan saling merugikan, dengan menetapkan peraturan yang
mengacu pada perdamaian serta diterapkan secara ketat dan konsekuen mediasi (perantaraan) Jika penyelesaian konflik menemui
jalan buntu, masing-masing pihak bisa menunjuk pihak ketiga untuk menjadi
perantara yang berperan secara jujur dan adil serta tidak memihak.
Musyawarah dan mufakat juga merupakan aspek yang ditekankan
oleh nilai-nilai Pancasila. Mengambil waktu untuk duduk bersama dan
berdialog untuk bisa lebih mengerti dan memahami satu dengan lainnya
merupakan perwujudan dari aspek tersebut.
INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi atau penyusaian berbagai macam unsur berbeda dalam suatu
masyarakat dan melebur menjadi satu.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing munculnya integrasi dilatar belakangi karena banyaknya
faktor seperti adanya peluang bagi perekonomian untuk menjadi seimbang,terdapat
kesamaan dalam hal unsur-unsur penyusun kebudayaan,amalgamasi,serta toleransi
dalam kebudayaan.
Proses integrasi dapat diamati oleh proses lain contohnya
adalah seperti percampuran 2 kebudayaan hingga menimbulkan kebudayaan yang baru
(ASIMILASI), serta percampuran 2 kebudayaan yang justru di buat agar tidak
menghilangkan kebudayaan nya yang sebelummnya (AKULTURASI)
Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial
- Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
- Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
- Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
- Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
- Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
- Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
- Adanya musuh bersama dari luar.
Bentuk-bentuk integrasi sosial
- Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
- Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
- Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.
Syarat terjadinya Integrasi
Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff,
syarat terjadinya integrasi sosial adalah :
- Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
- Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
- Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten
Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses
integrasi
- Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya tinggi integrasi sangat mudah tercapai demikian sebaliknya jika Homogenitas kelompok rendah maka integrasi sulit tercapai.
- Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
- Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
- Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Pengertian Integrasi masyarakat menurut para ahli
- Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut
- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
- Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Contoh integrasi sosial :
Saling menghormati antar sesama .
Saling bertoleransi antar agama
saling menjaga budaya yang ada di masyarakat
pertukaran pelajar antar propinsi